Senin, 23 Maret 2009

Murid Taman Kanak-kanak ke Kidzania?









Pertanyaan ini sempat muncul pada banyak orang, termasuk saya sendiri. Anak-anak TK memang masih sangat kecil. Lalu apakah mereka mampu mengerti tentang peranan apa yang dilakukannya di Kidzania? Jelas sekali di stand dokter gigi, ketika petugas menjelaskan yang dilakukan oleh dokter gigi, banyak anak malahan melihat kesana kemari dan tidak mendengarkan penjelasan yang diberikan. Ketika diberikan penjelasan mengenai tugas pemadam kebakaran, anak-anak TK tidak konsentrasi, memperhatikan dengan penuh. Ketika diajari mempersiapkan burger, malahan dikiranya rotinya untuk langsung dimakan. Begitu pula di stand pekerja setasiun pengisian bahan bakar dan di gerai telkomsel. Yah, anak yang masih terlalu kecil belum mampu berkonsentrasi!
Sebaliknya kita ingat di kampung dulu memang tidak ada Kidzania. Tetapi bukankah kita juga dulu dagang-dagangan, memakai uang dari kertas atau daun-daunan. Kita juga bisa jadi tentara, lalu main perang-perangan. Bukankah kita juga sering bermain peran sebagai polisi dan penjahat, sebagai petugas penagih utang, atau jadi imam yang mempersembahkan misa, lalu teman-teman lainnya jadi putra altarnya atau umatnya. Kita telah menciptakan permainan peran sendiri yang murah dan mudah dilakukan karena tidak menuntut persyaratan yang bermacam-macam.
Permainan-permainan itu ternyata berpengaruh kepada hidup anak di kemudian hari. Ada yang ingin menjadi pedagang, polisi, tentara, pegawai bank, menjadi pastor atau pendeta atau bahkan menjadi raja. Gara-gara main-main, akhirnya jadi sungguh-sungguh. Itulah juga fungsi Kidzania. Biarlah anak mencoba bermain di sana. Biarlah mereka merasakan peran apa yang rasanya paling menarik dan paling membanggakan, walaupun kadang-kadang belum mengerti sepenuhnya. Kita dapat melihat bagaimana bersungguh-sungguhnya anak-anak itu berperan sebagai dokter gigi, sebagai pemadam kebakaran dan sebagai pembuat burger yang kemudian menyelesaikan burgernya. Ketika kita menanyai tentang apa yang dilakukan, mereka menjelaskan dan merasa bangga karena bisa memadamkan kebakaran. Mereka juga sangat bangga melihat foto-foto mereka dalam seragam petugas telkomsel, photographer, pembuat pitza. Jangan lupa mereka mempunyai daya khayal yang sangat tinggi. Khayalan ini yang akan memotivasi mereka untuk membentuk dan kemudian berusaha menggapai cita-citanya.

Rabu, 18 Maret 2009

Ke Kebun Binatang Ragunan dengan Transjakarta










Bepergian ke Kebun Binatang Ragunan tentu bukan sesuatu yang aneh atau istimewa bagi anak-anak di Jakarta ataupun di Bekasi. Tetapi bepergian ke sana dengan mengendarai kendaraan umum pasti tidak dialami oleh semua anak. Banyak orang tua tidak membiasakan atau bahkan melarang anaknya pergi dengan menggunakan kendaraan umum. Keadaan di Jakarta membuat mereka bersikap begitu. Tentu saja ini dikarenakan tanggung jawab dan kecintaan mereka terhadap anak-anaknya. Karena itulah Pramuka di sekolah kami berinisiatif mengajak anggota-anggota Pramukanya pergi ke sana dengan menggunakan kendaraan umum. Tentu saja ini merupakan pengalaman yang luar biasa bagi banyak anak yang tidak biasa menggunakan kendaraan umum.
Pada hari Sabtu tanggal 7 Februari 2009, Pramuka dari SMP Pax Ecclesia berlatih di kebun binatang Ragunan. Kami berangkat pukul 06.00 dengan menaiki angkot menuju Halte Busway Matraman. Di sana kami langsung membeli karcis dan tak lama kemudian naik bus Transjakarta. Kami berangkat dalam satu bus beserta Pramuka dari SD Maria Fransiska. Bus ini khusus untuk kami, karena itu kami dapat langsung ke Ragunan, tak usah berganti bus lagi.
Sampai Ragunan, kami berbaris masuk Kebun Binatang. Sebelum melakukan kegiatan, kami beristirahat dan makan di dekat kolam pelikan. Setelah itu barulah kami mulai melakukan kegiatan. Setiap regu ditugaskan untuk mengunjungi pos-pos dan melaksanakan tugas yang diberikan. Ada 5 pos, yaitu ada menyanyikan lagu, tali temali, laporan, sandi, dan menggambar pemandangan. Setiap regu juga harus mempunyai yel-yel. Pokoknya mengasyikkan sekali.
Selesai melaksanakan tugas, kami mengikuti foto bersama. Lalu tibalah acara bebas. Kami diberi waktu satu jam untuk melihat-lihat hewan atau melakukan kegiatan lainnya. Ada yang senang melihat-lihat hewan, naik sepeda tandem, makan, ada pula yang sekedar berjalan-jalan. Kami juga melihat bermacam-macam hewan. Seperti jerapah, harimau, gajah, burung dan lain-lain. Yang paling menyeramkan adalah ular phyton, ular cobra dan ular-ular belang. Dua yang terakhir ini sangat berbisa. Beberapa dari kami sempat berpose dengan kak Hardi yang bersedia memanggul ular phyton yang sangat berat itu.
Setelah acara bebas selesai, kami segera menuju ke halte busway untuk pulang. Kami menaiki bus Transjakarta menuju ke Matraman. Di Matraman kami pindah ke bus Transjakarta lain untuk bersama penumpang umum lainnya menuju ke Kampung Melayu. Dari sana kami melanjutkan perjalanan dengan mikrolet menuju Galaxi. Akhirnya sampai juga di Galaxi. Perjalanan hari ini pun selesai. Menurut saya kegiatan ini sangat mengasyikkan. ( PASCALIS VIIIA )